Browsing Category

Hidup di Belanda

Hidup di Belanda Zero Waste Journey

#WORLDCLEANUPDAY2018 AMSTERDAM

16th September 2018 - 8 min read

15 September kemarin adalah #worldcleanupday around the world. One day. One planet. One goal.

Berjuta-juta orang dari 150 negara di dunia bersatu untuk membersihkan dunia kita dari sampah-sampah yang dibuang sembarangan atau sampah-sampah yang somehow berakhir disitu dari tempat pembuangan akhir. Gila sih ternyata ada lebih dari 13 jt orang di seluruh dunia yang join (hasil akhir perhitungan participants belum keluar) dan ngerasa bangga (padahal kerjanya juga ga gitu-gitu amat) bisa menjadi bagian dari 13 juta itu. Dan itu hanya 5% dari populasi di seluruh dunia, tapi sebenernya signifikan banget message-nya.

Keindahannya ada di kolaborasi orang-orang ini. Bayangin komunitas yang berbeda, background yang berbeda, semua lapisan dari masyarkat dari warga biasa, pemerintah, pejabat, dan lain-lain. We all care with this our one and only planet. Remember, THERE’S NO PLANET B!

Menurut website mereka, gerakan ini lahir 10 tahun yang lalu di Estonia, ketika 4% dari populasi Estonian keluar untuk membersihkan seluruh negara sampah yang dibuang secara nggak bener, dalam hitungan jam. Ini mendapat banyak perhatian dari orang-orang di seluruh dunia, yang akhirnya terinspirasi untuk mengikutinya dengan misi ‘one world one day’.

Nah saya kebetulan berpartisipasi di salah satu tempat yang ada di Amsterdam. Saya nggak join melalui website official #worldcleanupday tapi melalui https://www.nudge.nl. Untuk yang tinggal di Belanda, Nudge ini meng-connect orang dan organisasi untuk mewujudkan inisiatif yang berkelanjutan. Nudge kali berkolaborasi dengan Plastic Soup Foundation (check out their work here). Jadi organisasi-organisasi atau bisnis di Belanda sign up untuk world clean up day melalui Nudge kemudian Nudge ini membuatkan program dan fasilitas di websitenya untuk memudahkan navigasi. Ada map (peta) untuk memilih acara-acara apa yang ada di sekitar kita. Sayangnya semuanya in dutch, jadi nggak gampang nemunya. Tapi kalau udah diwebsite, semua bisa ditranslate. Sooo it’s okay!

Leave No Trace

Kalau mau berpartisipasi pribadi gini caranya

Source: https://www.worldcleanupday.org/get-involved/

The Program

// 12:30 – Welcome
// 13:00 – Beach Clean-up (supported by WeRevolution)
// 15:00 – DJ’s, snacks & drinks
Acaranya di Beach Blijburg, sekitar 30-40 menit dari rumah saya dengan public transportation. Blijburg itu pantai kecil di tengah kota Amsterdam. Kecil banget. Please jangan bayangin pantai-pantai di Indonesia ya….. Di beach ini sering banyak festival-festival dan yang organise festivalnya itu ceritanya mau give back sama pantai ini. Karena setelah ini beach ini sudah nggak boleh lagi bikin acara karena satu dan lain hal. Asumsi saya sih sampah adalah salah satu masalahnya. Ini kaya jadi semacam say goodbye-nya gitu dan sekalian dibuat di hari bersih-bersih nasional.

Tim from WeRevolution (Event organizer) giving welcome speech

Kita dapet minum dan snacks gratis plus tiket untuk ke Amsterdam Dance Event yang saya sedekahkan (wkwkwk) ke temen saya hari itu hehe soalnya nggak akan ke acara itu juga sih. Lumayan kan, itu caranya mereka untuk attract the people, walaupun menurut saya tanpa mereka mencoba untuk attract pun, orang-orang yang ada disitu adalah orang-orang yang care.
Dari sekitar 30 orang yang datang, kami dibagi menjadi 2 group untuk lebih memudahkan koordinasi aja. Kemudian setiap orang dibagi tugas untuk fokus kepada 1 tipe sampah, sampahnya dibagi menjadi 5 tipe:
1. Plastik
2. Kaca
3. Kaleng
4. Kertas
5. Cigarette Butt (filter rokok) YES IT’S SEPARATE
Kami juga dibagikan perbekalan yaitu;
– Plastik sampah (yang sebenernya bisa diganti dengan goni atau yang lain)
– Glove (bisa juga bawa sendiri dari rumah)
– Picker (pencapit)
– Overall outfit
Sampah-sampah ini akan diolah kembali di pembuangan sampah akhir di Belanda yang untungnya sudah punya teknologi yang cukup baik. Jadi nggak cemas sama setelahnya.
Kebetulan saya kebagian ngambil puntung rokok, bah! banyak bangettt sampe sakit punggung karena harus terus nunduk arah jongkok. Dan yang saya temui adalah puntung rokok yang recent yang baru aja dibuang. Kalau digali lebih lagi, banyak puntung rokok yang sudah memutih dan menua. Imagine how many are still in there?
Setelah itu saya jadi belajar lagi soal bahaya puntung rokok. It is so dangerous apparently, could be more dangerous to the ocean than plastic. 
Each year, 5.6 trillion cigarettes are manufactured worldwide, about two thirds or more than 66 percent of those are improperly disposed of by the smokers. There are also certain chemical dangers from cigarette butts, especially for marine life. A lot of them get swallowed by sea turtles, fishes, dolphins, and whales. Also, no, these filters are not biodegradable, they are made of a different type of plastic which contains a lot of harmful chemicals.
The situation is a lot worse since there is no regulation for the proper disposal of cigarette filters, compared to the environmental policies put in place for plastics.

Key Takeouts

  • Banyak banget sampah di dunia ini dan itu hanya yang terlihat, dig more and you’ll find more! More things yang kita nggak tau udah berapa lama disitu. Bayangkan kalau kita nggak mengubah gaya hidup kita. Thats how your trash will end up. Stay for years. And it accumulates because it’ll stay for hundreds years. And it contaminates your surroundings and eventually you.
  • Ini bukan (hanya) soal membuang sampah sembarangan tapi soal produk yang kita konsumsi dan bagaimana penggunaan plastik dalam hidup kita.
  • Juga waktu yg tepat utk map out the brands that use plastic as the packaging juga mengetahui asal dari limbah tersebut and shout to them. Asal limbah dapat membantu kita lebih dekat dengan pertanyaan siapa yang bertanggung jawab untuk pengelolaan bahan yang tepat. Contoh, banyak tempat pembuangan sampah dengan limbah rumah tangga berarti bahwa kotamadya belum melakukan pekerjaan mereka dengan baik, limbah non-rumah tangga berarti itu adalah tanggung jawab produser dan kita dapat menargetkan area komersial atau industri terdekat. Juga kita menargetkan ke diri kita sendiri, sudahkah kita memilih produk-produk kita dengan selektif.
  • Di tengah2 cari sampah, diumumkan bahwa sampai detik itu sudah ada over 13,5 million people joining the movement.
  • What you do, each one of you create difference in this world! Jangan pernah understimate effort yang kamu lakukan!

After all, what we do, whatever it is, do make difference. Be kind and keep on improving!

Haji dari Belanda Hidup di Belanda

Perbedaan Haji dari Indonesia dan Belanda

9th September 2018 - 8 min read

Salah satu yang menjadi hal yang menarik untuk dibahas di seri Haji di Belanda adalah mengenai perbedaan haji dari Indonesia dan Belanda dari sisi teknis, logistik dan practicality. Mudah-mudahan bisa menjadi bahan pertimbangan bahkan lebih baik kalau bisa menyiapkan haji dengan lebih matang lagi. Ohiya, kami berangkat bersama Diwan Travel sebuah travel dari Tilburg yang dimiliki oleh orang Maroko. Kuota kami orang Indonesia ikut ke kuota mereka. Mereka ini sudah berpengalaman dalam bidang travel, khususnya umrah dan haji.

Berikut adalah beberapa perbedaan Haji dari Indonesia dan dari Belanda. Semoga ada manfaatnya:

1. Waktu menunggu

Seperti yang sudah sedikit dijelaskan di post sebelumnya , umumnya di Belanda hampir tidak ada waktu menunggu. Setiap negara memang mendapat kuota dari pemerintah Arab Saudi. Saya nggak tahu pastinya berapa, tapi yang jelas di Belanda supply lebih banyak dari demand dikarenakan penduduk Belanda yang mayoritas bukan muslim. Di tahun-tahun lalu termasuk tahun saya 2018, mendaftar 3-5 bulan sebelum keberangkatan pun masih mungkin.

Hanya saja, itu jangan dijadikan alasan untuk menunda-nunda karena semakin tahun semakin banyak peminatnya. Tahun 2016 peminat Indonesia di Travel tempat kami mendaftar ada 35 orang, tahun 2017 ada 50-60an orang, tahun 2018 ini ada 80-an orang. Semakin tahun banyak teman-teman dari LPDP yang datang ke Belanda dan kesempatan untuk berhaji mumpung tidak harus menunggu. Juga semakin banyak orang-orang Indonesia yang tinggal di Belanda yang ingin berhaji. Jadi kalau sudah matang, pilih-pilih travel, kemudian daftarlah..

2. Manasik

Di Belanda, manasik terjadi 2-3 bulan sebelum keberangkatan dengan pertemuan satu kali tiap minggunya. Di dalam manasik akan dijelaskan teori-teori juga dibagikan materi-materi, plus dengan sesi tanya jawab. Durasi sekali pertemuan sekitar 2 atau 2.5 jam. Dari cerita yang saya dengar, manasik di Indonesia sangat intens dan mendetail, lengkap dengan latihan praktek dan terjadi 6 bulan sebelum keberangkatan. Di Belanda, manasiknya cukup simpel, malah cenderung mandiri. Materi dibagikan melalui PDF, terserah kita mau diprint atau tidak. Ada 2 buku doa yang dibagikan, tapi itu saja. Lainnya adalah pilihan kita mau diapakan materinya. Ada yang dengan kreatif dipotong-potong bagian ritual dan doanya dan dilaminating kemudian bisa dikalungkan. Ada yang dijilid.. Macam-macam. Tergantung inisiatif dari kita sendiri..

Manasik di Belanda dipimpin oleh 1-2 Ustadz yang nantinya akan menemani ke tanah suci. Ustadz itulah yang bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan itinerary, informasi dan memimpin ibadah. Semua komunikasi dilakukan melalui whatsapp.

3. Perlengkapan

Bisa dibilang di Indonesia hampir semuanya seragam, from head to toe. Dari mulai jilbab, mukena, baju, celana, baju ihrom, spray muka, botol minum sampai juga koper. Perlengkapan-perlengkapan itu sudah termasuk dari harga yang dibayar. Dipikir-pikir memang untuk di Indonesia sebaiknya begitu karena kalau tidak perbedaannya akan terlalu mencolok. Juga saya benar-benar nggak kebayang kalau contohnya bapak-bapak ibu-ibu tua itu harus riset mencari tahu sepatu apa yang nyaman dipakai atau harus mencari barang satu-satu seperti kita yang muda-muda ini. Menurut kami saja itu sudah lumayan ribet 🙂 ribet-ribet excited asik gitu rasanya.

Melalui Diwan Travel, yang kami dapatkan adalah sebagai berikut, yang tidak dicantumkan harus dibeli sendiri

  • Name tag
  • Luggage tag
  • Buku doa dan tauhid
  • Drawstring bag

Tapi bagusnya kalau naik Turkish Airlines, semuanya akan mendapatkan ‘Hajj Package‘ berupa tas kecil yang juga bisa menjadi sling bag selama disana. Sangat membantu! Berikut yang didapat:

  • Sling bag
  • Kantong untuk batu jumrah
  • Sajadah tipis lipat
  • Kaos kaki dengan grip di bawah
  • Counter
  • Drawstring bag
  • Fenny pack
  • Non perfume soap travel size

4. Biaya dan fasilitas

Biaya pada tahun 2018 adalah 4900 euro atau sekitar 85 juta dengan fasilitas yang menyerupai ONH Plus di Indonesia tapi seperti yang sudah dibilang diatas tidak termasuk perlengkapan lain-lain.
Dari biaya tersebut berikut yang termasuk:

  1. Tiket pesawat PP dengan Turkish Airlines
  2. Hotel di Madinah (Sajja Hotel, incl breakfast+dinner buffet)
  3. Tur Museum Quran di Nabawwi, Jabal Uhud dan Masjid Quba
  4. Transportasi bus Madinah – Mekkah
  5. Apartemen di Aziziya (no food. Saat disana kita disedekahi makanan dari orang kaya di Arab tapi nggak setiap hari. Lebih baik plan untuk bawa makanan sendiri)
  6. Tenda di Mina dengan AC dan sofabed (incl breakfast+lunch+dinner paketan)
  7. Bus dari Mina ke Arafah
  8. Tenda di Arafah dengan AC dan sleeping bag yang bisa dibawa ke Muzdalifah
  9. Bus dari Arafah – Muzdalifah
  10. Bus dari Apartemen Aziziya – Hotel Swiss Al-Maqam Mekah
  11. Hotel di Mekah (Swiss Al-Maqam, di salah satu gedung zam-zam tower dekat Masjidil Haram)
  12. Bus dari Mekah – Jeddah Airport
  13. Air zam-zam 5 liter per orang

5. Wisata

Setau saya kalau di Indonesia banyak ziarah-ziarah dan wisata yang dikoordinir. Untuk Haji dari Belanda hampir tidak ada, hanya yang sudah disebutkan di atas, Museum Quran, Jabal Uhud dan Masjid Quba. Selain itu harus mengkoordinasi sendiri dengan naik Taxi. Mungkin bisa minta salah satu ustadz di group yang menemani.

6. Pusat Kesehatan

Untuk Jamaah dari Eropa, pusat kesehatannya jadi satu dengan yang pemerintah Saudi tetapkan. Untuk Indonesia, kesehatan adalah salah satu hal yang paling diperhatikan. Ada TKHI (Tim Kesehatan Haji Indonesia) yaitu tim kesehatan yang dibawa langsung dari Indonesia untuk menggiring jamaah haji. TKHI ini ada 4-5 per kloternya yang terdiri dari Perawat dan Dokter. Keadaan ini sangat dimaklumi karena banyaknya jamaah haji dari Indonesia yang berangkat dengan kondisi dan juga diumur-umur yang sudah tua. Kemudian ada titik-titik dimana klinik kecil dibuat khusus untuk jamaah-jamaah haji Indonesia. Untuk Belanda kalau sakit ya ke klinik yang ada yang disiapkan pemerintah. Tapi ada kok, jangan cemas 🙂

7. Rangkaian Ibadah

Kurang lebihnya sama. Mungkin ada perbedaan-perbedaan sedikit yang tidak mendasar sebagai berikut. Tapi bisa jadi setiap travel punya kebijakannya masing-masing ya.

  • Mabit di Muzdalifah:  Kebanyakan jamaah Indonesia sudah mulai bergerak dari dini hari. Kami bergerak setelah matahari tergelincir untuk ke mina.
  • Nafar Awwal (meninggalkan mina pada 12 dzulhijah) dan Nafar Tsani (meninggalkan mina pada 13 dzulhijah): Sudah menjadi lumrah saat jamaah indonesia by default mengambil nafar awwal. Nafar Tsani adalah sunnah jadi tidak wajib memang untuk dilakukan. Diwan travel memberi kebebesan karena pasti ada dari jamaah yang sakit, tua, membawa anak, dll
  • Hari Tarwiyah (8 Dzulhijah): Sunnahnya mabit di Mina tapi kebanyakan kloter Indonesia (reguler) tidak melakukannya.

8. Koordinasi di Lapangan

Ada beberapa ustadz lokal (orang Indonesia) yang membantu pada saat beribadah. Tapi hanya sekedar membimbing dan memberi tahu, tapi tidak didikte doa. Jadi bisa dibilang harus mandiri.. Doa-doa harus dipersiapkan sendiri.

9. Agen travel

Di Indonesia ada reguler dan private travel agency. Di Belanda semuanya private travel agency. Pemerintah di Belanda tidak terlalu involve dibandingkan pemerintah Indonesia di persoalan Haji. Karena jumlah jamaahnya yang tidak terlalu banyak. But all in all, everything is fine!

Haji dari Belanda Hidup di Belanda

A very humble experience

4th September 2018 - 6 min read

Sesuatu yang ditunggu-ditunggu dari beberapa tahun lalu akhirnya datang dan terealisasi. Setelah kurang lebih 3 minggu, akhirnya kami kembali ke kehidupan dunia.. Kali ini saya nggak menyebut kembali ‘reality‘ seperti yang saya biasa bilang saat kembali dari berlibur.  Karena 3 minggu kali ini super spesial. Bukan berlibur, tapi beribadah (dan sedikit-sedikit ziarah plus visit-visit pasar di sekeliling – of course :P). Mohon doanya semoga semua amalan kami diterima dan dosa-dosa kami dihapuskan Aamiiin.

Dan buat saya ‘reality’ adalah saat berada disana beribadah dan menghadap, terutama simulasi kiamat di Padang Arafah juga Mina dan Muzdalifah. Bukan saat saya disini mengetik laptop dan memikirkan kerjaan, terutama bukan saat sedang berlibur.

Because reality happens after life and because reality equals to immortality in which we are all heading to. That is what I felt when I was there… A sense of worship, surrendering, ego-less and my concern to after life of mine and people I love..

Saat kemarin di sana, saya (juga berkat motivasi Damar) bercita-cita setelah balik untuk share dengan sebelumnya meluruskan niat bahwa motifnya nggak lebih dari sharing melalui tulisan blog. Saya ngerasa teramat beruntung karena kakak kandung saya yang tinggal di Belanda dan beberapa teman dekat sudah melaksanakan ibadah ini beberapa tahun lalu. Banyak info (juga barang-barang) yang bisa saya dapatkan dari mereka, tapi bahkan itu pun tidak mendetil seperti apa yang saya alami sendiri di sana. Ada beberapa hal yang I wish I have known before. Dari soal itinerary, ekspektasi kegiatan-kegiatan disana, gimana makanan di sana, apa yang harus dipersiapkan dll. Semoga ini menjadi amal jariyah, bukan malah sebaliknya. It’s also for what I want to look back in the future.. Just like my other posts 🙂 

Dengan motivasi itu, saya pengen bikin seri mengenai Haji dari Belanda. Jadikan ini hanya sekedar acuan, bukan standard. Karena pasti setiap tahun berbeda, entah menurun ataupun meningkat. Baiknya tetap pergi tanpa ekspektasi tapi bukan berarti tidak bersiap sebaik mungkin. Saya juga pengen menyemangati kalian-kalian yang masih muda untuk bermimpi dan berniat beribadah sedini mungkin. Untuk yang di Indonesia yang sudah bisa DP, segera lakukan.. Percayalah bahwa jalan itu pasti akan ada. Untuk yang bermimpi untuk kuliah di luar negeri, jika mungkin, masukan ini sebagai salah satu hal untuk dilakukan sebelum kembali ke tanah air

Kenapa berhaji di usia muda?

Kalau ditanya hingga waktunya berangkat pun, saya masih mentally nggak siap. Meski persiapan logistik sudah sedetil mungkin, namun urusan mental menurut saya adalah sesuatu yang paling sulit untuk disiapkan secara matang. Di awal-awal ada keinginan untuk berhaji, rasanya malu sekali datang ke tanah suci dengan dosa yang amat banyak, masih belum berhijab, dll. Takut dan super deg-degan rasanya.. Tapi saya yakin, sampai kapanpun kita nggak akan pernah siap….

Kesiapan yang membantu untuk menyiapkan mental adalah banyak berdoa, bertobat dan minta diberi keyakinan juga mendengarkan kajian-kajian mengenai haji.

Dulu sempat berpikir saat berhaji dari luar negeri, kita bisa keblinger, asal punya uang kita bisa berangkat. Tapi sebenernya nggak, ada satu komentar dari salah seorang petugas Haji asli Indonesia yang berdomisili di arab yang hingga hari ini masih terngiang di telinga saya. “Orang yang bisa naik haji itu adalah orang yang terpilih, kadang orang yang punya uang tapi tidak ada waktu, kesehatan atau energi untuk pergi, kadang punya uang dan tenaga tapi tidak ada waktu, ada orang punya uang tenaga kesehatan waktu tapi belum ada panggilan, ada orang yang ingin sekali pergi punya kesehatan namun tidak bisa pergi.” Banyak sekali variabelnya..

Jadi saat variabel itu utuh, ada.. semua positif. Carilah panggilan itu walaupun belum ada.. Cari.. Karena berarti haji sudah menjadi sebuah kewajiban. Umur nggak ada yang tahu, dan saya nggak tahu mau jawab apa nanti saat ditanya malaikat mengapa nggak berhaji. Naudzubillah himindzalik. Saya nggak henti-henti bersyukur bisa punya kesempatan ini. Alhamdulillah..

Ada apa dengan Haji dari Belanda atau generally dari luar Indonesia?

Waktu menunggu

Umumnya di Belanda hampir tidak ada waktu menunggu. Jadi setiap negara mendapat kuota dari pemerintah Arab Saudi. Saya nggak tahu pastinya berapa tapi yang jelas di Belanda supply lebih banyak dari demand. Walaupun itu sudah taken into account penduduk-penduduk Belanda dari Maroko dan Turki yang rata-rata muslim. Jadi walaupun kita tiba-tiba dapat rejeki dan daftar 5 bulan sebelum berangkat, pun masih mungkin. Hanya saja, itu jangan dijadikan alasan untuk menunda-nunda karena saya bisa bilang semakin tahun semakin banyak peminatnya juga karena semakin banyak juga mahasiswa dari beasiswa seperti LPDP dll yang datang yang menggunakan kesempatan untuk berhaji mumpung tidak harus menunggu. Kalau sudah matang, pilih-pilih travel, kemudian daftarlah..

Harga vs Fasilitas

Hanya ada 1 macam fasilitas berhaji dari luar negeri yang bisa dibilang dengan fasilitas seperti ONH Plus. Dengan harga yang jauh lebih murah dari ONH Plus. Pastinya dengan plus minus yang mungkin didapat di ONH Plus seperti persiapan manasik yang thorough dan dikordinir, barang-barang logistik yang disiapkan dll. Haji dari luar Indonesia (khususnya Belanda – dan yang saya alami sendiri) lebih banyak kemandirian dibanding koordinir.

Perbedaan yang lebih detil akan saya share di blog berikutnya. Stay tuned.. 🙂

Beranilah bermimpi dan imani mimpimu itu, percayalah akan ada jalan – MSI

Hidup di Belanda

Surviving heatwave di Eropa

29th July 2018 - 8 min read

Sejak Kamis lalu (hari ini hari Minggu), Eropa dilanda heatwave yang menyebabkan suhu di daerah-daerah Eropa meningkat hingga diatas 30 derajat celcius. Menurut banyak artikel yang saya liat, di Belanda sudah 10 tahun belakangan ini heatwave nggak pernah terjadi dan tapi katanya dengan perubahan iklim global, hal ini akan menjadi peristiwa 5 tahunan yang akan kembali. Hari Kamis kemarin temperatur mencapai 36 derajat. Orang-orang di Belanda udah nggak kuat, hingga ke taman dan bersepeda pun berbikini hehe

Untungnya di kantor ada AC, menurut cerita beberapa teman yang kebetulan bekerja di gedung yang sangat tua sehingga cenderung lebih sulit untuk menginstall AC, lumayan banget kalau suhu diluar berbanding lurus dengan suhu di dalam. Kerja jadi nggak nyaman dan ngga bisa mikir. Untung alhamdulillah-nya lagi rumah kami mempunyai sistem isolasi yang cukup baik, sehingga temperatur di luar tidak memberi efek ke suhu di dalam. Jadi di dalem rumah rasanya lebih cool daripada di luar. Jadilah di hari-hari ini saya lebih suka stay di rumah. (biasanya padahal juga selalu di rumah :P). Ini merupakan masalah yang cukup pelik karena di Belanda jarang sekali cuaca panas seperti ini, biasanya household nggak ada persiapan. Nggak cuma household sih, tapi juga pemerintah 🙂 Jadi orang-orang umumnya bisa sangat struggling dan juga susah tidur.

Nah penyebab dari heatwave ini apalagi kalau bukan global warming. Ok to be fair, sebenernya kombinasi karena temperatur di North Atlantic Ocean, perubahan iklim dan juga cuaca.

Yang bikin sedih adalah, hutan-hutan di Eropa jadi terbakar karena saking panasnya. Tapi lucu dan ironisnya adalah jembatan-jembatan di Belanda yang biasanya bisa dibuka untuk akses kapal, sekarang tidak boleh dibuka karena takut memuai dan eror di tengah jalan. Panas bisa memberi efek ke keputusan pemerintah hehe Salah satu contoh tidak siapnya pemerintah dalam menghadapi summer. Bener aja, kemarin ada salah satu jembatan yang diputuskan untuk beroperasi secara normal, namun nyangkut terbuka nggak bisa ditutup karena terlalu panas. Selain itu, juga ada a hippo di Roma yang diberi makan semangka beku untuk meng-cool off tubuhnya. Macam-macam ya ceritanya..

Michael Mann, a US climate scientist, tweeted: “What we call an ‘extreme heatwave’ today we will simply call ‘summer’ in a matter of decades if we do not sharply reduce carbon emissions.” Yang maksudnya, apa yang disebut heatwave ekstrim sekarang ini akan menjadi cuaca summer normal di masa mendatang kalau manusia tidak mengubah perilaku dan mengurangi emisi karbon. Buanyak banget yang bisa dilakukan kita manusia untuk mengurangi emisi karbon termasuk mengurangi konsumsi daging sapi, lebih concious dalam mengkonsumsi dan juga zerowaste living. Here are some more tips. And here for zerowaste living.

Anyway, tepat di hari heatwave itu Damar dijadwalkan pulang ke Belanda. Dengan tiketnya yang sampai pukul setengah 3 sore.. Heatwave ini sudah diforecast memang dari seminggu sebelumnya. Jadi di kepala saya adalah Damar akan sampai di hari yang paling panas sepanjang tahun. Sudah mengambil setengah hari libur karena mau jemput di bandara. Dan maksud hati membuat itu jadi surprise karena saya bilang Damar bahwa saya nggak bsia jemput karena ada keperluan kantor.

Di hari Rabu itu tanpa saya sadari, seharian penuh nggak kontak sama sekali. Saya ngechat tapi centangnya cuma satu. Agak heran juga tapi saya pikir mungkin handphone-nya mati. Maklum handphone dia sudah uzur dan memang suka mati-mati. Damar juga pesen sehari sebelumnya bahwa dia akan sibuk seharian karena ada presentasi dan meeting dengan klien-klien baru. Oke dehhh! dan saya pun menyambut hari itu dengan biasa aja dan kerja seperti biasa. Kerjaan di kantor memang lumayan menyita waktu, seharian full saya nggak terlalu perhatian ke handphone saya. Jadi yaudah…..

Di hari Rabu itu saya pulang dari kantor berencana ke rumah temen untuk ambil barang, terus Damar telpon seperti biasa. Pas banget kan.. Setiap pulang kantor kita memang selalu telpon-telponan dan catch up soal hari itu. Dia bilang dia sudah di bandara mau berangkat ke Belanda. <Boong bangetttttttttt>… pas dia tahu saya mau ke rumah temen, dia bilang ‘nggak usalah, nanti aja sama aku, sekalian karena udah lama nggak ketemu sama mereka’. Tanpa curiga saya pun, okelahh.. panas juga, bikin males ngapa-ngapain di luar.

Sampai rumah saya ganti baju, cuci piring, masak sampai saya denger ada orang yang coba untuk buka pintu saya. Deg-degan dong, pikirannya cuma 1, maling! Ngeri parah karena saya tinggal di lantai bawah sendirian, semua tetangga-tetangga ada di lantai atas. Jadi gimana minta tolongnyaaaaaa!! Okelah begitu denger ada yang mau masuk, saya sambil nervous jalan ke arah pintu, dan saya denger orang ini masukin kunci ke lubang kunci. Hmmm, terus ngebel.. hmm haaa?? saya buka pintu, ternyata Damar!!! Keselllll… tapi senenggggg.. bangettt… udah 3 bulan nggak ketemu soalnya hehehe hehehe jadi menghitung hari banget untuk ketemu! I was soo overwhelmed with happiness. Setelah diceritain sama dia kronologisnya, things start to make sense. Masih nggak percaya liat bentukan dia di depan saya saat itu. Hehehe that was really sweet. 

Hari itu kita di rumah aja, dinner, ngobrol dan tidur cepet. Besokannya kami berdua kerja dari rumah and that’s when the heat strucked Amsterdam the most. Kami ke taman agak sore sekitar jam 4, panasnya sudah mulai berkurang dan tinggal sedikit angin sepoi-sepoi. Kali ini ke Flevopark dan piknik disana… And we talked about future plan and dreams, as always 🙂

Ini beberapa foto yang mengabadikan 🙂

Speaking of surviving heatwave, berikut beberapa tips untuk bertahan di heat wave tanpa AC.. Sebenernya di Indonesia juga sepanas ini yah, tapi pastinya nggak sekering di Eropa..

  • Stay hydrated, anak temen kantor sakit dan dehydrated karena kurang minum. Kalau nggak concious bisa kering rasanya bahkan mimisan. Kalau saya sih selalu ngerasa haus, jadi tubuh minta minum otomatis gitu.. Bisa kira-kira ditakar minumnya dengan jumlah botol atau kalau perlu minum ekstra isotonik sebagai pengganti keringat yang keluar
  • Masukin buah ke freezer, terus dibikin jus
  • Masukin buah ke kulkas, terus dimakan
  • Masukin botol air minum ke kulkas
  • Kalau udah nggak kuat banget, bisa ke public space yang ber-AC kaya perpustakaan, kafe, dll
  • Ke lantai bawah, karena hot air rises up
  • Mandi air dingin
  • Eliminate extra sources of heat, kaya lampu-lampu dan alat elektronik
  • Pilih cotton untuk sprei dan selimut (bagi orang-orang kaya saya yang tidurnya harus dengan selimut)
  • Stay happy and surround by people whom make you happy

Loveeeeeeee,

 

 

 

Hidup di Belanda

Hiburan murah di Belanda – Park!

16th July 2018 - 6 min read

Hari ini tadi karena cuaca bagus, saya memaksakan diri saya untuk keluar rumah menikmati matahari. Saya beruntung banget di deket rumah saya di daerah East ada 2 taman besar yang bisa saya pilih, Flevopark dan Oosterpark. Flevopark bisa ditempuh dengan jalan kaki tapi Oosterpark lebih nyaman dengan bersepeda karena letaknya yang sedikit lebih jauh.  Saya pilih Oosterpark karena lebih besar, jadi bisa pilih lebih banyak tempat dan lebih leluasa untuk piknik. Karena yakin banget pasti bakal rame, begitu sampai sekitar pukul 4 sore di tempat favorit saya ternyata nggak serame itu loh. Saya pun akhirnya menggelar kain piknik dan mulai mencari posisi. Ternyata baru nyadar lama-lama panasnya nyenget juga, that’s why orang-orang bule ini gak nempatin bagian situ, makanya sepi. Kalau nggak, kebakar perlahan mereka pasti lama-lama. Karena taukah kalian bahwa kulit putih bule yang pigmennya semakins edikit itu, semakin mudah untuk terbakar.

Tujuan ke taman selain menikmati cuaca yang jarang datang ini adalah untuk membaca buku. Iya membaca buku, keseringan saya gampang sekali terdistraksi saat saya membaca di rumah. Entah ketiduran atau pengennya main hal yang lebih nggak effort seperti sosial media contohnya. Susah sekali ngedapetin mood baca saya for some reasons. Nah niatnya dengan ke taman akan bisa lebih serene, fokus dan enak bacanya.  Spot favorit saya yang bisa menghadap ke air dan air terjun, karena ada white noisenya. THAT IS INDEED WHAT HAPPENED! Enak banget ke taman sendirian. Bukan berarti nggak kangen Damar lho, tapi kalau sendirian itu nggak harus ngerasa obligated untuk do something together. Kalau ada orang di sebelah walaupun diem, biasanya saya tetep ke-distract.

One of the perks of living abroad is you dont have to care what others say when you do things by yourself. Dulu waktu pertama kali pindah ke Belanda rasanya macem orang yang kesepian kalau sendirian. Di benak saya masih ada pikiran, mau dikata apa sama orang-orang yang liat saya jalan sendirian. I was that traditional and shallow! Tapi turns out, it was amazing! and no one cares really.

Untuk soal pertamanan, di Belanda ini sangat mudah menemukan taman dimana-mana, entah taman kecil atau taman besar yang biasa dipakai orang juga untuk olahraga, sepeda, dll. Bersyukur sekali punya taman.. yah walaupun di Belanda cuma bisa ke taman saat musim panas seperti sekarang ini. Itupun nggak selalu panas. Memang, kesempurnaan hanya milik Allah semata… Tapi yang pasti taman adalah merupakan hiburan gratis!

Setelah baca-baca, ternyata ada lebih dari 30 taman di Amsterdam, dan itu yang besar-besar ya.. Taman-taman kecil di neighborhood nggak kehitung.

Banyak yang bisa dilakukan di taman selain baca buku, relax/nap, dan people-watching kayak saya seperti,

  1. BBQ

Setau saya di Amsterdam tempatnya harus designated, nggak boleh sembarangan. Tapi di Oosterpark dan Rembrandtpark udah pasti bisa. Tapi contohnya di Vondelpark gitu nggak bisa. Lihat disini taman-taman yang bisa digunakan untuk BBQ. Jadi saat masuk taman, liat dan cari dulu di sekitar dimana bisa bikin BBQ. Tentunya dengan alat sendiri, walaupun begitu ada beberapa taman yang menyediakan grill untuk digunakan. Di Eropa, wherever you go pasti ada rulesnya jadi supaya yakin, mendingan cari info dulu.

2. Open Garden Days

Di satu akhir pekan setiap tahun, ada banyak rumah-rumah di sisi kanal dan museum membuka pintu mereka untuk umum dan memperlihatkan taman-taman indah yang tersembunyi di balik tembok-tembok bata itu. Detailnya bisa dilihat disini.

3. Piknik rame-rame ataupun sendiri

Rame-rame ataupun sendiri, piknik emang selalu seru sih. Dengan agenda ataupun tanpa agenda, selalu seneng berada di luar dan bisa ngeliat langit secara langsung.

Ini nih yang harus dibawa kalau piknik:

  • Sunglasses, topi, sunblock
  • Alas piknik
  • Speaker untuk musik atau earphone
  • Buku bacaan
  • Buku tulis dan bolpoin untuk menggambar, atau menulis ide yang ada di kepala
  • Botol minum dan minumnya, kalau habis bisa banget diisi karena di park pasti ada tempat kran untuk minum
  • Kotak makan dengan isi makanannya, biasanya sih yang seger-seger, buah, es atau puding
  • Uang receh semisal ada tukang eksrim yang lewat. Jarang banget dan dont count on it, but it sometimes does happen
  • Games (kalau mau) atau bola atau freesbie
  • Peralatan BBQ

4. Meditasi

Ah ini enak banget sih untuk meditasi.. Dan saya emang suka banget meditasi diluar terutama dengan suara-suara lama seperti burung, air dsb. Bisa meditasi diem dan nafas aja,t api bisa dengan earphone dan handphone melalui guided meditation. You’ll feel zen after. Trust me!

 

Earthing – check out here for what is earthing and its benefit

My reading view

My current reading

Happy Park-ing!
Enjoy some times alone 🙂 Love yourself

Hidup di Belanda

Muslim di mata orang asing di sekeliling

14th July 2018 - 5 min read

“Oh mau ke mekkah, ngapain?”

“Nanti balik-balik bakal pake jilbab?” *with meaningful expression*

“Wah puasa ya? Kasian banget. How could you do that”? 

“Kamu tau kan, islam di mata orang-orang awam itu gimana?”

 

Itu adalah contoh-contoh pertanyaan yang pernah ditanyakan ke saya saat mereka tahu saya adalah muslim yang practice. Kenapa saya bilang muslim yang practice, bukan karena saya super beriman dan nggak pernah buat dosa, tapi karena saya masih practice/ (at least mencoba) melakukan hal-hal yang diwajibkan. Di Belanda banyak sekali orang-orang yang hanya mengklaim muslim tapi tidak beribadah. Jangankan Belanda, Indonesia pun biasa kan seperti itu. Dipost ini saya hanya pengen mengeluarkan kegalauan saya yang baru-baru ini terjadi, way beyond permasalahan agama dan saya nggak akan justify agama saya atau gimana. Yang bikin galau adalah pertanyaan-pertanyaan itu ditanyain oleh temen-temen saya yang dulunya atau bahkan masih hingga kini beridentitas muslim.

Menjadi minoritas itu memang merupakan tantangan tersendiri, terutama apabila kita suatu paham yang memiliki image negatif di luaran sana. Hate the sin not the sinner adalah kalimat yang tepat untuk mengekspresikan apa yang seharusnya terjadi. Sayangnya pada kenyataannya tidak semua orang memiliki pengertian atau bahkan kemauan untuk mengerti. Untuk saya, paham saya, agama adalah sesuatu yang indah terutama agama yang saya anut dan semakin kesini semakin ingin belajar dan saya jadi mengerti bahwa semua memiliki penjelasan.

Saya nggak bisa henti bersyukur diberi kesempatan untuk hidup berdampingan dengan banyaknya perbedaan. Perbedaan kulit, suku, asal, negara, agama, bahasa, budaya, cara pikir, semuanya. Disitu saya belajar untuk tidak mengkotak-kotakkan sesuatu, untuk tidak memberi label pada apapun. It’s hard, because most of the times it’s a habitual perception. It happens by default. Dimanapun asal kamu, pasti akan ada prejudice soal sesuatu as a part of the culture that you grew up with. Tapi saat kita bisa menjadikan itu habitual perception, artinya kita bisa merubah kebiasaan cara berpikir kita in the opposite direction. Seperti contohnya orang Belanda itu direct dan pelit, while I used to have a colleauge who are totally different than that. Kasian banget dia yang  sudah dijudge duluan hanya karena dia orang belanda. Semenjak saat itu saya berusaha untuk mengubah persepsi itu..

Sama halnya dengan islam dan muslim. Saya belum berhijab.. Jadi dari luar tidak ada yang tahu saya muslim, mereka baru tahu saat saya bilang saya nggak minum alkohol atau saya berpuasa saat ramadhan. It gives them a new horizon bahwa islam nggak seperti apa yang ada dipikiran mereka. In the future saya pengen banget pake jilbab, jadi saya nggak bermaksud bilang bahwa jilbab bukan cara yang baik untuk mengenalkan islam, tapi lebih kepada mengenalkan kepada mereka in the mild way mengenai indahnya islam.

Temen Korea saya bilang, temen-temen dia back home itu takut dengan muslim. Terbukti dari berita baru-baru ini mengenai orang-orang Korea yang demo agar refugee dari Yemen tidak diterima assylum di negaranya. Bisa lihat beritanya di sini. So very sad… I was literally teary listening to it. Banyak sekali alesan kenapa mereka takut dengan muslim.. termasuk bagaimana menurut mereka muslim itu selalu ekstrimis.

Tapi setelah itu saya tersenyum saat temen saya bilang kalau dia membela muslim saat temen Korea-nya bilang ‘untung aja pacarnya si A orang Indonesia tapi bukan muslim, kamu tau kan muslim kaya gimana, bisa berabe kalau sampe dia muslim juga’. Dia bisa stand up karena dia melihat contoh dari saya (aamin). Dia cerita dia berteman dengan saya, yang sama sekali berbeda dengan image islam diluar sana. Yang open tapi juga beragama.

Disitu saya jadi ngerasa pentingnya menjadi contoh dan agen yang baik. Karena mau nggak mau, agama yang kita bawa itu adalah identitas. Kita semua adalah contoh nyata orang disekililing kita mengenai agama itu sendiri.

Jadi setiap saya akan melakukan ibadah, saya selalu berbicara dan memberi tahu ke kolega saya di kantor yang rata-rata tidak beragama. Mereka selalu amazed dan bahkan pengen tahu lebih lanjut alasan dibalik kewajiban. Tapi ironically temen-temen yang dulunya islam bahkan masih islam sampai sekarang tapi sudah nggak practice malah heran sama keputusan-keputusan yang berhubungan dengan agama yang saya ambil.

Tapi ya begitulah, disitu cobaan saya, disitu kesabaran saya diuji. Cobaan karena akan mudah sekali merasa benar dan suci dengan pertanyaan-pertanyaan dan pendapat negatif dari orang-orang di sekeliling. Semoga saya bisa selalu menjadi contoh baik dan membawa nama agama saya kemanapun saya berada. Aamiin

Hingga ke depan nanti saya pengen semakin dekat dan membuat komunitas muslim yang isinya anak seumuran untuk sharing. Saya belajar juga pentingnya komunitas. Akan sangat mudah menjauh, tapi juga mudah mendekat saat sekeliling kita mendukung.

Insha Allah.. Lakum diinukum waliyadiin. Bagiku agamaku dan bagimu agamamu.

 

*Sorry for my rambling

Hidup di Belanda

Mancing Plastik di Amsterdam canals dan nyobain kafe baru di Amsterdam (Corner Bakery)

24th June 2018 - 7 min read

Hari Sabtu ini saya dan temen-temen kantor bervolunteer untuk membersihkan kanal di Amsterdam. Kegiatan ini diselenggarakan oleh PVH corporation, tempat kerja kami, yang membawahi brand seperti Tommy Hilfiger dan Calvin Klein. Ini adalah salah satu dari hal-hal yang membuat saya tetep semangat dan sampai saat ini masih mau stay di korporasi besar. Karena selain mereka membuat barang-barang fashion yang responsible, mereka juga punya banyak inisiatif-inisiatif yang memberi impact terhadap lingkungan.

Bukan karena ini tempat saya kerja lho, tapi karena saya masih selalu ingin mencari pembenaran kenapa saya masih bekerja di dunia korporasi hingga saat ini (selain untuk pengalaman dan kemungkinan untuk bisa nabung). Dari hasil ngobrol-ngobrol sama kapten hari ini (event organizer-nya PVH yang ngurusin kafe dan restoran), ternyata semua plastik yang PVH gunakan di kantor adalah biodegradable. Lumayan amazed karena selama ini apatis sama kafenya yang masih ngejual makanan dan minuman dengan packaging plastik. Juga setelah ngobrol-ngobrol, saya juga baru tahu bahwa plastik-plastik yang terkumpul hari ini akan direcycle dan dijadikan baju oleh designer di PVH. Karena saya naif, saya sih maunya percaya aja. We’ll see.. pengen sih follow up akan dijadikan apa plastik-plastik yang kita kumpulkan hari ini.

Untuk mancing plastik kali ini karena diadakan oleh PVH, jadi yang boleh join adalah employee-employee internal aja. Tapi ada kok cari lain, karena sebenernya di Amsterdam ada banyak kegiatan volunteer similar. Khusus untuk kegiatan yang persis sama ini salah satu motor dan pioner-nya adalah plastic whale. Keren banget juga inisiasi mereka ini dalam upaya membantu memecahkan masalah plastik. Mereka membuat produk berupa furniture, yang diluncurkan awal tahun ini yang terbuat dari Amsterdam Canal Plastic. Koleksinya macem-macem dari meja, kursi, lampu, dll. Sebagian besar dari hasil ini akan diinvestasikan ke inisiatif lokal maupun dunia yang membantu menangani masalah plastic soup. How I love this initiative. 

Pemerintah Amsterdam sendiri juga mempunyai inisiasi seperti ini tapi tidak dilakukan secara reguler dan tidak mendetil. Biasanya mereka melakukan pembersihan besar setelah ada acara besar seperti King’s day atau Gay Parade. Kemudian pembersihan dan pengangkatan barang sampah buangan besar dari dalam kanal setahun sekali, seperti sepeda. Yes, banyak sekali sepeda yang bisa ditemukan di dasar Kanal, entah karena nggak sengaja jatuh, kena angin, atau memang sengaja dibuang.

Weather forecast hari-hari lalu nunjukin bahwa hari Sabtu ini bakal dingin dan windy, tapi ternyata kita bersyukur banget cuacanya bagus. Hangat, nggak angin, apalagi hujan. Pagi-pagi kami awali dengan brunch di tempat yang baru buka, a typical activity to start the day in Amsterdam. Breakfast lunch.. Karena saya orang Indonesia nothok jadinya pagi-pagi udah laper dan mulai makan dari rumah dulu.. Nyesel deh karena ternyata tempatnya bagus dan makanannya enak, saya jadi nggak bisa pesen makanan recommended mereka deh. Tapi saya pesen sesuatu yang nggak kalah juga enaknya namanya dragon bowl. Semacam smoothies bowl yang dasarnya adalah dragon fruit, pisang dan strawberry dengan topping buah-buahan dan granola. Kalau saya  kesana lagi, saya bakal coba egg benedictnya sama milkshakenya. Yum

Dragon bowl isinya dragon fruit smoothies dengan topping granola yang enak banget dan buah-buah seger

Gemes banget interiornya cantik!

Numpang foto punya kolega, karena terlalu cantik

Kembali lagi ke acara plastic fishing dan bersih-bersih kanal, durasinya sekitar 2 jam. Rutenya adalah di kanal-kanal yang paling ramai dan banyak dilewati di Amsterdam. Mulai dari deket Waterkant (di West), ngelewatin Prinsengracht, lanjut ke Amstel kemudian muter ngelewatin kanal besar kembali ke arah Waterkant. Kita dapet beberapa sampah plastik, tapi saya yakin pasti bisa lebih banyak lagi. Ternyata minggu sebelumnya sudah ada plastic fishing dan bersih-bersih, juga masyarakat di Belanda juga aware soal buruknya membuang sampah sembarangan jadi dalam seminggu sampahnya nggak sesignifikan itu.

Walaupun orang-orang di Belanda lebih disiplin masalah peraturan dan lebih bersih, tapi bukan berarti mereka that aware dengan permasalahan plastik di dunia ini lho. Saya ngobrol dengan kolega saya yang dari Korea (yang pengen banget join, tapi kebetulan lagi berhalangan), dia bilang saat pertama kali pindah ke Belanda, dia kaget banget dengan gimana careless-nya orang-orang belanda soal pemisahan sampah. Jadi ternyata di Korea itu sampah rumah tangga dengan sangat religiously dipisahkan oleh pemilik rumah masing-masing, dia bilang Ibunya selalu membuka dan mencuci plastik atau karton sebelum dibuang. Di Belanda nggak sama sekali, but then I wonder who works in the landfill to do it?

Tapi tetep sih, it’s amazing to see the plastics floating in the water. Itu semua bakal berakhir di ocean kalau nggak ada yang bersihkan. It might be very small thing to do.. but it has some impact.

Kira-kira begini penampakannya, tapi sayang banget lupa ngefoto hasil pancingan kami

The Calvin Boat

With the team – taking a break

A view

Aga is working so hard 🙂

Looking out for trash

Some apparent result

Buat kalian yang tertarik untuk ngelakuin hal-hal volunteer kaya gini bisa sign up di Nederland Care. Ada banyak sekali aktivitas-aktivitas yang bisa diikuti termasuk mancing plastik ini. Kalau pengen organize hal yang persis sama bareng dengan tim atau geng kalian, bisa sign up di Plastic Whale. Selamat bervolunteer dan mencari-cari aktivitas yang bermanfaat tapi sekaligus bisa haha hihi <3

Love,

Maurilla

Hidup di Belanda

Lebaran di Belanda 2018

16th June 2018 - 8 min read

Selamat idul fitri. Taqaballahu minna wa minkum!! Maaf lahir batin..

Walau jauh dari Indonesia , suasana lebaran ala Indonesia pun pastinya pengen tetap kami rasakan. Sebagai minoritas menurut saya penting sekali untuk mencari dan put extra effort demi mengkondisikan vibe-nya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya ambil hari libur dari kantor untuk hari ini, karena saya hanya ingin berkumpul dengan keluarga dan melakukan tradisi yang biasa kami lakukan walaupun yah secara minimal. Kemarin lumayan sedih ngelihat Damar kirim-kirim foto Lebaran keluarga dia ke grup whatsapp. Literally, cuma aku yang nggak ada. Tapi alhamdulillah bersyukur kali ini walaupun tanpa Damar tapi masi bisa berkumpul dengan keluarga dan teman yang sudah seperti keluarga.

Tahun ini kami merayakannya sedikit berbeda karena di tempat yang berbeda. Setelah tahun lalu di Koln, tahun lalunya di Amsterdam, tahun ini kami merayakan di kota pelajar kecil di Belanda yaitu Delft. Untuk orang-orang Indonesia di Belanda umumnya akan ke masjid Al-Hikmah yang terletak di Den Haag untuk beribadah sholat Eid. Bisa dibilang masjid Al-Hikmah adalah masjid resmi di Belanda yang memang dibangun untuk masyarakat Indonesia. Saat saya masih pelajar dan tinggal di Den Haag, sudah barang tentu saya bertahun-tahun berurutan selalu sholat di Al-Hikmah. Selain karena lokasinya yang dekat dari rumah, nggak pengen repot, juga karena semua teman-teman saya ke masjid itu. Kemudian rame-rame ke arah wisma duta (rumah dinas yang ditinggali oleh duta besar). Di Wisma Duta ini makanan akan disediakan dengan voucher yang bisa didapat di pintu depan. Acara disitu memang didedikasikan bagi orang-orang Indonesia yang ingin mencari suasana Lebaran dan berkumpul bersama-sama dengan makanan khas lebaran yang disediakan. Makanannya dimasak dengan chef asli Indonesia lho.

Tahun ini, karena Damar lagi nggak di Belanda dan kakak saya dari UK dateng, saya ke Den Haag ke tempat kakak pertama saya yang memang bermukim disana. Tahun sebelumnya dia sudah pernah merayakan bersama di masjid Delft dan dia seneng, jadi pengen kesana lagi. Kebetulan saya belum pernah, jadi kami kesana walaupun harus berangkat lebih pagi. Walau hari itu lagi nggak sholat tapi pengen punya pengalaman baru di tempat yang saya belum pernah.

 

Di Delft ini bedanya adalah tidak adanya tempat khusus yang didedikasikan untuk ibadah orang Indonesia seperti kota-kota lain. Tiap tahun tempatnya bisa berganti tergantung dimana panitia memutuskan dan dimana ada gedung yang available. Acara idul fitri di Delft diatur oleh Komunitas Muslim Delft. Lokasi tahun ini terletak di satu sport hall besar di daerah Delft Zuid. Memang bener kata mbak Vicka, di Delft itu rasa kekeluargaannya lebih terasa dan lebih ‘sepi’. Orang-orang disitu sudah seperti keluarga, kenal satu sama lain dan hangat sekali. Di masjid Indonesia lain pun juga begitu, tapi karena biasanya tempatnya terlalu ramai akhirnya jadi mati gaya, susah bergerak kemana-kemana. Yang berakhir dengan selesai sholat lalu pulang.

Kemarin rasanya berbeda.. Hanya ada sekitar 150-200 orang di gedung sporthall yang gede. Makanannya pun melimpah ruah, lebih dari cukup. Alhamdulillah sekali berkah rasanya dapet makan gratis, lontong opor lengkap dengan makanan-makanan pendamping lainnya. Ada dessert corner khusus untuk anak-anak yang berisi kue, makanan manis, chips, minuman. Karena idul fitri pun harus jadi acara yang menyenangkan untuk anak-anak terutama karena kesehariannya tidak diekspos dengan kegiatan agama. Dengan lapangan yang besar, mereka pun bisa bebas bermain di bagian belakang tanpa harus takut mengganggu orang tuanya yang sedang beribadah.

Untuk kalian yang ingin sholat ied di Delft tahun depan, hendaknya cek dengan anak-anak PPI Delft untuk mencari informasi dimana dan kapan tepatnya sholat Ied akan dilaksanakan. Karena tempatnya yang mungkin untuk berpindah-pindah.

Kemarin setelah selesai ibadah, semuanya saling bersalaman dan kemudian makan makanan yang disuguhkan sambil ngobrol. Karena bukan masjid, jadi lebih bebas untuk makan dan minum. Bisa duduk berdiri, ada aja space-nya 🙂

Selain Delft, banyak juga cara lain yang biasanya dilakukan mahasiswa atau penduduk sini untuk merayakan Ied-nya

  1. Al Hikmah Den Haag : Seperti yang saya ceritakan di atas, karena ini merupakan masjid indonesia yang dedicated, banyak sekali orang-orang dari luar Den Haag yang datang jauh-jauh dari seluruh penjuru Belanda kesana. Serunya bisa ketemu banyak orang darimana-mana, kurangnya tempatnya selalu terlampau ramai. Setelah sholat biasanya dapet gorengan dan teh hangat kalau kamu beruntung hehe harus cepet-cepet antre. Ceramahnya disini kadang bahasa belanda kadang bahasa indonesia, kadang campur. Disini zakat fitrah sudah terbuka dari jauh-jauh hari dan uangnya akan dikirim ke Indonesia.
  2. Utrecht: Kalau di Utrecht diorganisir oleh SGB (Stichting Generasi Baru). Tahun ini sholat dilaksanakan di tempat yang dulunya adalah ‘toko’, sekarang diubah masjid Indonesia. Praktis menjadikan ruangan ini sebagai pusat ibadah dan kegiatan rutin harian SGB yang berlokasi di De Bazelstraat 31, Utrecht. Komunitas disini juga lumayan erat dan rasa kekeluargaannya masih sangat ada. Bahasa pengantarnya masih kental pakai bahasa Indonesia.
  3. Wisma Duta (Wassenar) : Ini adalah rumah dinas dari Duta Besar Indonesia di Belanda yang selalu open house di hari Lebaran. Tidak ada aktivitas ibadah di sini, yang ada hanyalah perayaan  sebagai tempat yang dituju orang-orang setelah sholat ied. Makanan yang disajikan dari tahun ke tahun sedikit berbeda dan semakin banyak seiring denga makin bertambahnya tamu yang datang. Selain berbagai macam jenis opor, opor Sumatera, Jawa dll, juga ada sate, nasi kebuli kambing dsb. Cocok sebagai ajang kumpul-kumpul dengan relasi dari seluruh Belanda dan makan gratis untuk student yang jauh dari keluarga.
  4. Masjid Maroko atau Turki terdekat: Untuk yang tidak bisa dapat cuti/libur, bisa ke masjid maroko atau turki yang lebih banyak jumlahnya dan mudah ditemukan. Kurangnya adalah jadi nggak berasa di rumah karena bahasa yang digunakan beda, dan semuanya terkomunikasikan dalam bahasa Belanda. Lebihnya adalah membuka wawasan dan belajar kultur baru dari Mahzab lain 🙂

Tips tips sholat Eid di Belanda

  1. Cek jadwal dan tempat yang jelas di kota yang dituju, karena setiap kota beda-beda
  2. Jangan mepet datangnya, karena nggak pernah tau yang terjadi di jalan, dan biasanya tempatnya agak jauh darimana-mana
  3. Bawa tas untuk simpan sepatu untuk kalian yang takut sepatunya nyelip, takut susah carinya. Biasanya disediakan plastik, tapi sayang sekali kan hanya sekali pakai kemudian dibuang
  4. Wudhu dari rumah, untuk mengehemat waktu, menghindari keramaian dan in case di tempat kaya sport hall gini, susah untuk wudhu di toilet jadi basah kemana-mana
  5. Bawa kotak makan dari rumah, in case ada makanan yang bisa dibawa pulang

Semoga ibadah kita semua diterima oleh Allah SWT dan semoga kita semua bisa dipertemukan dengan Ramadhan-ramadhan berikutnya. Aamiin SWT..

Meanwhile in Indonesia

Miss them so much. Insha Allah sama Mama Bapak akan bertemu minggu depan

Hidup di Belanda

Menyusun Anggaran untuk tinggal di Belanda

27th May 2018 - 8 min read

“Kira-kira berapa ya living cost di Belanda?”
“Mahal nggak sih tinggal disana?”
“Aku berencana tinggal di Belanda untuk sekolah, tapi nggak tau gimana ngatur keuangannya dengan beasiswa”
“Pengen kerja di Belanda tapi nggak ada gambaran gaji yang cocok berapa”

Pertanyaan mengenai ini sering sekali terceletuk dari orang-orang di sekitar atau yang baca blog. Berhubung kebutuhan, karakter, tujuan dan gaya hidup orang berbeda-beda, saya akan coba membuat poin-poin yang patut dijadikan pertimbangan. Saya akan memberi tips-tips berdasarkan pengalaman saya tinggal di Amsterdam saat ini dengan kondisi bekerja. Jadi mungkin untuk student bisa lebih prihatin untuk berbudget diri. Untuk currency sekarang, 1 eur bisa dikali 16.600 rupiah.

Akomodasi

Tergantung di kota mana kamu tinggal, di Amsterdam sewa satu kamar di tengah kota bisa mencapai 700-800 eur atau 12 juta. Sedangkan di daerah yang sedikit dipinggiran hampir di luar Amsterdam (Bos en Lommer, Geuzenveeld, Diemen, hingga  Zaandam) bisa didapat 500 eur atau 8 juta. Untuk kamar seperti ini biasanya akan share common room (living room, kitchen) dan kamar mandi dengan housemate. Dengan adanya housemate pastinya pengeluaran juga akan berbeda, mungkin bisa sharing bahan makanan tapi kalau sial bisa-bisa kita yang provide lebih banyak. Untuk yang tinggal selain di Amsterdam, bisa dipastikan harga sewa rumah lebih murah. Tergantung dimana lokasinya, harganya bisa lebih murah hingga separonya.

Rumah di Belanda kurang lebih fasilitasnya standard. Pemanas/heater, air panas, dapur, sudah pasti ada hanya bedanya saat masuk ke hunian yang belum siap huni, biasanya penyewa harus mengisi semua sendiri termasuk lantai dan cat tembok. Kalau untuk mengontrak/ sewa kamar, memang yang paling enak ke rumah yang sudah ada penghuninya jadi tinggal pindah bawa koper. Jatuhnya pun akan lebih murah dan mudah untuk berpindah-pindah tanpa harus memikirkan furniture.

Tips: Cari kosan di Facebook group atau funda. Jangan cari di kamernet.. Karena berbiaya dan belum tentu ada. Bahkan kalau mau, saat kamu calon mahasiswa dari Indonesia, bisa mencari informasi dari alumni atau PPI.

Transportasi

Kalau nggak karena kerja di tempat terpencil di luar Amsterdam, tinggal di sini nggak perlu punya mobil kecuali jika sudah memiliki anak (menurut kakak saya yang anaknya 2). Karena saya belum punya anak, saya masih belum bisa bayangin. Tapi cita-citanya sih kalau perlu mobil, pinjem aja dari transportasi online atau kalau harus banget paling leasing (karena ribetnya tax dan maintanance – sekitar 200-300 eur per bulan tanpa bensin). Tapi kalau untuk tinggal di Amsterdam sendiri, transportasi sepeda adalah yang paling ekonomis dan praktis. Biasanya beli sepeda yang ok sekitar 100-150 euro, kalau dari junkies bisa 20-30 euro. Nah itu juga tergantung pertimbangan kalian 🙂 Dengan sepeda saat hujan pun kalau sedia jas hujan, nggak akan jadi masalah.

Kalau yang males ngayuh sepeda, bisa beli tiket abonemen tram sekitar 60-120 euro per bulan. Dan kalau mau subscribe kartu kereta untuk dapet diskon 40% dari harga full ke seluruh kota di Belanda, bisa bayar 50 euro per tahun.

Groceries

Dengan memasak sendiri dan jarang makan di luar. Saya membudgetkan 150-200 eur per bulan untuk berbelanja. Dengan segitu sudah bisa mengisi 4 sehat 5 sempurna dan masih bisa belanja snack dan makanan-makanan tambahan. Dari budget segitu saya bisa beli ikan, ayam, keju, avocado, isi sandwich, sayur, buah, yoghurt dan sebagainya, juga masih bisa beli bahan-bahan organik. Itu sudah untuk 3 orang di rumah, karena saya tinggal dengan suami saya dan adik ipar saya. Bayangin kalau untuk sendiri, wah bisa jatuhnya lebih murah lagi . Tapi 1 yah yang harus dicatat, harus masak!!

Supermarket kebanggaan dan favorit kami yang kebetulan deket dari rumah adalah LIDL!!! Dia ini supermarket yang brandnya dimiliki supermarket itu sendiri, jadi nggak ada tuh kalau mau cari merk spesifik. Kami beli disitu untuk kebutuhan pokok yang tidak perlu merk yang spesial, seperti beras, pasta, saus pasta, keju, juga sayur dan buah. Harganya? Lebih murah dari supermarket seperti Albert Heijn dll. Tapi contohnya dia nggak punya susu almond dan untuk barang toilet atau bathroom care, saya masih percaya ke produk yang konvensional atau ke Holland & Berret (toko organik). Damar juga masih perlu cari shampoo head & shouldernya. Selain di LIDL, kami pun ke toko turki nah disini kami beli sayur-sayur lepasan contohnya bayam ikat karena kalau di supermarket itu suaminya sudah dipack di dalam plastik. Nanti bisalah dipilah pilah sendiri dibanding-bandingkan sampai ketemu pattern yang cocok dengan kalian.

Supermarket favorit untuk belanja keperluan bulanan adalah LIDL, ALDI, JUMBO, toko turki, dan kadang pasar Hobema saat di den haag. Kemudian saya juga membudgetkan kira-kira maksimal 100 euro untuk makan diluar dengan teman atau kolega, mengundang makan di rumah, dan lain lain.

Olahraga

Saya dulu selalu subscribe ke gym dan/ atau yoga membership. Gym yang biasa seperti basic fit harganya sebulan sekitar 25-30 eur, dia equipment yang esensialnya terhitung lengkap dengan kelas limited. Kalau yang agak high class seperti david lloyd, harganya sekitar 60 eur, sudah termasuk sauna, kolam renang, plus kelas-kelas (yoga, pilates, dll) dengan guru yang bagus. Saya beruntung karena tempat kerja saya berpartner dengan David Lloyd jadi saya hanya harus membayar setengahnya.

Setelah 3 tahun lebih selalu subscribe, saya pikir dengan gaya saya berolahraga (yang minimalis dan nggak perlu banyak equipment) semuanya bisa dilakukan dari rumah dengan mat saya dan pastinya YOUTUBE. Jadi saya save 30 eur deh perbulan heheh It adds up you know!!!

Asuransi

Ini adalah pengeluaran wajib karena semua penduduk Belanda disyaratkan untuk memiliki asuransi. Sistem data pemerintah akan mengetahui saat kita tidak terdaftar di perusahaan asuransi manapun. Kita bisa mendapat denda jika kita tidak memiliki asuransi. Asuransi mendasar atau disebut Basic Insurance biasanya adalah sekitar 60-100. Saya membara 12o sudah dengan asuransi dental. Pastinya setiap asuransi berbeda-beda, semakin besar own risk, semakin murah harganya.. tapi artinya semakin sedikit pula yang akan dicover oleh mereka nantinya.

Hiburan

Kelebihan tinggal di Belanda atau di Eropa pada umumnya adalah akan banyak hal-hal yang bisa saja dieksplor. Bisa ke taman, nongkrong di kanal, jalan kaki, atau ke daerah yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. Yang akan lumayan mahal adalah saat kita pengen nonton bioskop, saya hampir nggak pernah ke bioskop karena menurut saya yang dibayar nggak worth it. Ada abonement tahunan yang bisa dibayar untuk mendapatkan tiket nonton secara unlimited,  dengan membayar 20 euro selama per bulan dan otomatis kontrak selama setahun.

Hiburan makan di restoran juga ada yang mahal ada yang murah, saya suka coba-coba tempat baru dan hal baru karena menurut saya selain bersosialisasi, kegiatan ini adalah part of an experience 🙂 Saya nggak pernah lagi ke pertokoan (winkle centrum) kalau memang nggak perlu, karena hanya menghabiskan waktu, dan akhirnya jadi beli barang yang nggak perlu. Bergaul dapat dilakukan dengan cara lain..

Banyak sekali workshop-workshop yang ditawarkan di Amsterdam, juga ada kegiatan-kegiatan sosial seperti bervolunteer. Workshop memang sedikit lebih mahal, tapi ilmu yang didapat pun akan bermanfaat. Kalau memang ingin melakukan ini, bisa dimasukkan dalam anggaran juga 50-100 euro. Untuk kegiatan volunteer, pastinya gratis dan bisa dilihat di sini.

Semoga poin-poin di atas bisa membantu untuk mengira-ngira expenses dan budget yang dibutuhkan untuk tinggal di Belanda!!

Hidup di Belanda

Food Prep di Bulan Ramadhan

20th May 2018 - 7 min read

Nggak kerasa sudah ketemu lagi sama bulan puasa 2018. Tahun lalu saya sempat menulis artikel mengenai Tips bertahan puasa di luar negeri. Karena puasa di Eropa itu tentunya berbeda dengan di Indonesia, selain waktu yang lebih panjang juga karena keterbatasan waktu untuk menyiapkan segala sesuatu khususnya saat hari kerja. Salah satu hal yang menurut saya sangat membantu adalah Food Prep. Tidak hanya untuk dilakukan di weekend, tapi juga di hari kerja saat malam.

Di post ini saya juga akan memberi ide-ide yang saya dapat dari mama saya sebagai inspirasi menu berbuka puasa. Karena saya puasa tahun ini tanpa Damar yang sedang di Indonesia, saya lebih cenderung ke semua yang persiapannya simpel tapi cukup. It is a long day after all! Begitu saya sampai rumah, biasanya saya pengen rehat sejenak dan tidur untuk mengumpulkan energi. Begitu terbangun saya biasanya pengen produktif dan walaupun masak adalah salah satu yang saya lakukan dan sangat excited melakukannya, tapi saya tidak ingin memulainya dari nol. Nah ini persiapan saya untuk memotong waktu menyiapkan masak setiap harinya. Saya pun nggak ragu untuk masak agak banyak dan simpan di kulkas.

Planning

Ini memang sounds beautiful and too good to be true, tapi pada kenyataannya walaupun memang tidak bisa merencanakan 1 minggu penuh dan melakukannya dengan sempurna, paling tidak menyiapkan makanan 3 hari ke depan pun sudah sungguh sangat membantu. Manuver-manuver modifikasi pasti diperlukan tergantung mood hari itu, tapi ya nggak apa-apa, that’s where the art is 😉

Ini beberapa ide menu buka puasa yang mama share di whatsapp yang sudah saya modifikasi. Punya waktu lebih untuk planning bisa memberi saya ide untuk nggak masak itu-itu aja hehe saya mencoba banget untuk masak dari bahan yang mirip-mirip agar tidak ribet di bahan masakan tapi tetap memberi hasil yang beda. Tapi ini belum sampai hari ke-30 tapi dari variasinya saya bisa mix and match aja… Perlu diketahui bahwa ini merupakan rencana optimis dan belum tentu semuanya sesuai menu, tapi yang penting disini adalah planning jadi nggak perlu berpikir keras di hari H.

Hari ke 1:
Kolak pisang+ubi, Tumis Kacang Panjang, Ayam goreng Sambel, Apple pastry, Lalapan

Hari ke 2:
Biji salak, Tahu isi, Soto daging

Hari ke 3:
Es teler, Ubi oven, Opor ayam, Sambel goreng kentang

Hari ke 4:
Es Kelapa Muda, Tahu isi, Rawon

Hari ke 5:
Es teh manis, American Risoles,  Tuna Asam Manis, Tumis Sawi dan jamur, Acar Timun

Hari ke 6:
Es cincau, Tempe Mendoan, Sup buntut, Sambal

Hari ke 7:
Pisang coklat, Ayam goreng, Sup Makaroni, Perkedel Kentang

Hari ke 8:
Es teh tarik, Pastry sosis, Sayur Asam, Empal Gepuk, Teri goreng

Hari ke 9:
Biji Salak, American Risoles, Pecel, Ayam goreng, Kerupuk

Hari ke 10:
Teh manis, Pisang Goreng, Ayam goreng tepung Asam Manis atau korea, Cap Cay

Hari ke 11:
Es Melon susu, Sup, Krengseng Daging + Paprika

Hari ke 12:
Es bubur kacang ijo, Soto Ayam, Ati/Ampela Goreng, Perkedel Jagung, Sambal

Hari ke 13:
Es teh, Putu ayu, Rawon daging, tempe goreng

Hari ke 14:
Es Kelapa, Rendang Daging, Sayur Daun Singkong + teri, Rempeyek Udang, Sambal Ijo

Hari ke 15:
Bubur Kacang Ijo, Sayur Lodeh, Ayam Bumbu Rujak, Tempe Goreng Tepung

Hari ke 16:
Es Campur, Martabak, Sup Kombinasi, Daging Bumbu Bali

Hari ke 17:

Pastry sosis,  Sayur Asem Jakarta, Ayam Bakar, Lalapan

Hari ke 18:
Pisang Goreng Keju, Sup Pangsit, Percing Ayam

Menyiapkan saat weekend

Bagian yang paling menyita dalam memasak adalah persiapan. Contohnya, saat ingin memasak ayam percing, bagian terlama adalah menggoreng/merebus kemudian menyuwir-nyuwir ayamnya. Kalau hanya masaknya saja tidak terlalu lama sebenernya. Dan akan lebih cepat lagi jika bawang putihnya sudah di kupas. Saat kita sudah tau ingin memasak apa di 3-4 hari ke depan, jadi mudah rasanya untuk menyiapkan. Kalau kita tidak tahu pun, paling tidak bahan makanan esensial yang sudah dipotong seperti bawang, wortel, kentang, daging..

Saya mau sharing yang biasa saya siapkan pas weekend. Biasanya saya merebus ayam, tergantung menu beberapa hari ke depan. Kadang direbus, kemudian disuwir, kadang diungkep bumbu kuning, kadang direbus dengan bumbu ayam bakar. Kemudian kaldunya saya simpan untuk kemudian ditambahkan ke bumbu masakan ke depan. Saya juga biasanya menumis ayam cincang jika kebetulan punya, untuk disimpan dikulkas dan digunakan jika perlu. Tinggal dibumbu dan tidak perlu menunggu masak terlalu lama.

Kemudian saat saya pengen bikin ta’jil seperti risoles, siomay, lumpia atau dumpling, saya buat di akhir pekan untuk kemudian dimasukkan freezer. Perasaan paling nikmat adalah tinggal goreng-goreng, oven atau ngangetin makanan sebelum di santap.

Saya juga memotong bawang merah dan mengupas bawang putih.. Juga memotong-motong kentang atau sweet potato karena dia berat dan agak susah dipotong, jadi butuh waktu untuk melakukannyaa. Biasanya setelah saya potong saya bedakan di container sesuai tujuannya (jika sudah tau). Paling sering saya buat marinate dengan salt, pepper, cayenne peper, rosemarie, dan sedikit jeruk nipis, di bulan puasa ini saya bikin container kedua yang juga saya potong-potong untuk menyiapkan bakal kolak ubi.

Selain itu biasanya saya potong tempe dan dioven, potong tahu dan marinate dengan bawang putih dan garam. Mengapa dioven karena saya lebih prefer minimal minyak daripada menggoreng. Kekurangan dari oven adalah dia sedikit lebih lama dari menggoreng. Untuk makanan-makanan seperti tempe balado, sambel goreng teri, or anything really with tempe biasanya selalu harus digoreng dulu. Nah untuk meminimalisirkan waktu ini lah mengapa saya melakukannya sebelum masak di hari H.

Masak dan berpikir untuk 2 atau 3 hari ke depan

Sebenernya ini sama seperti di atas, intinya tetap menyiapkan apa yang mau dimasak jauh sebelum waktu memasaknya. Mungkin untuk melakukan semua yang saya sebut di atas menyita waktu yang terlalu banyak di satu akhir pekan, jadi bisa dibagi di hari-hari ke depan. It’s okay to also have same dishes for two days in a row also if you cook a lot enough.. 

 

Saat berpuasa, makanan apapun pasti akan terasa nikmat. Saya lebih bisa menghargai hak istimewa yang saya punya dalam memilih makanan, mengolahnya dan menyantap bahkan disantap bersama-sama secara lahap. That is the reward.. satu lagi, one thing yang saya nikmati di ramadhan kali ini adalah berkumpul. Melaksanakan iftar bersama-sama teman sealiran. Mungkin tidak bisa dilakukan setiap hari tapi kita bisa meraup reward dengan memberi dan membawa makanan yang kita masak sepenuh hati…

Selamat memasak dan menyiapkan menu berbuka!!!