Hidup di Belanda

Lebaran di Belanda 2018

16th June 2018 - 8 min read

Selamat idul fitri. Taqaballahu minna wa minkum!! Maaf lahir batin..

Walau jauh dari Indonesia , suasana lebaran ala Indonesia pun pastinya pengen tetap kami rasakan. Sebagai minoritas menurut saya penting sekali untuk mencari dan put extra effort demi mengkondisikan vibe-nya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya ambil hari libur dari kantor untuk hari ini, karena saya hanya ingin berkumpul dengan keluarga dan melakukan tradisi yang biasa kami lakukan walaupun yah secara minimal. Kemarin lumayan sedih ngelihat Damar kirim-kirim foto Lebaran keluarga dia ke grup whatsapp. Literally, cuma aku yang nggak ada. Tapi alhamdulillah bersyukur kali ini walaupun tanpa Damar tapi masi bisa berkumpul dengan keluarga dan teman yang sudah seperti keluarga.

Tahun ini kami merayakannya sedikit berbeda karena di tempat yang berbeda. Setelah tahun lalu di Koln, tahun lalunya di Amsterdam, tahun ini kami merayakan di kota pelajar kecil di Belanda yaitu Delft. Untuk orang-orang Indonesia di Belanda umumnya akan ke masjid Al-Hikmah yang terletak di Den Haag untuk beribadah sholat Eid. Bisa dibilang masjid Al-Hikmah adalah masjid resmi di Belanda yang memang dibangun untuk masyarakat Indonesia. Saat saya masih pelajar dan tinggal di Den Haag, sudah barang tentu saya bertahun-tahun berurutan selalu sholat di Al-Hikmah. Selain karena lokasinya yang dekat dari rumah, nggak pengen repot, juga karena semua teman-teman saya ke masjid itu. Kemudian rame-rame ke arah wisma duta (rumah dinas yang ditinggali oleh duta besar). Di Wisma Duta ini makanan akan disediakan dengan voucher yang bisa didapat di pintu depan. Acara disitu memang didedikasikan bagi orang-orang Indonesia yang ingin mencari suasana Lebaran dan berkumpul bersama-sama dengan makanan khas lebaran yang disediakan. Makanannya dimasak dengan chef asli Indonesia lho.

Tahun ini, karena Damar lagi nggak di Belanda dan kakak saya dari UK dateng, saya ke Den Haag ke tempat kakak pertama saya yang memang bermukim disana. Tahun sebelumnya dia sudah pernah merayakan bersama di masjid Delft dan dia seneng, jadi pengen kesana lagi. Kebetulan saya belum pernah, jadi kami kesana walaupun harus berangkat lebih pagi. Walau hari itu lagi nggak sholat tapi pengen punya pengalaman baru di tempat yang saya belum pernah.

 

Di Delft ini bedanya adalah tidak adanya tempat khusus yang didedikasikan untuk ibadah orang Indonesia seperti kota-kota lain. Tiap tahun tempatnya bisa berganti tergantung dimana panitia memutuskan dan dimana ada gedung yang available. Acara idul fitri di Delft diatur oleh Komunitas Muslim Delft. Lokasi tahun ini terletak di satu sport hall besar di daerah Delft Zuid. Memang bener kata mbak Vicka, di Delft itu rasa kekeluargaannya lebih terasa dan lebih ‘sepi’. Orang-orang disitu sudah seperti keluarga, kenal satu sama lain dan hangat sekali. Di masjid Indonesia lain pun juga begitu, tapi karena biasanya tempatnya terlalu ramai akhirnya jadi mati gaya, susah bergerak kemana-kemana. Yang berakhir dengan selesai sholat lalu pulang.

Kemarin rasanya berbeda.. Hanya ada sekitar 150-200 orang di gedung sporthall yang gede. Makanannya pun melimpah ruah, lebih dari cukup. Alhamdulillah sekali berkah rasanya dapet makan gratis, lontong opor lengkap dengan makanan-makanan pendamping lainnya. Ada dessert corner khusus untuk anak-anak yang berisi kue, makanan manis, chips, minuman. Karena idul fitri pun harus jadi acara yang menyenangkan untuk anak-anak terutama karena kesehariannya tidak diekspos dengan kegiatan agama. Dengan lapangan yang besar, mereka pun bisa bebas bermain di bagian belakang tanpa harus takut mengganggu orang tuanya yang sedang beribadah.

Untuk kalian yang ingin sholat ied di Delft tahun depan, hendaknya cek dengan anak-anak PPI Delft untuk mencari informasi dimana dan kapan tepatnya sholat Ied akan dilaksanakan. Karena tempatnya yang mungkin untuk berpindah-pindah.

Kemarin setelah selesai ibadah, semuanya saling bersalaman dan kemudian makan makanan yang disuguhkan sambil ngobrol. Karena bukan masjid, jadi lebih bebas untuk makan dan minum. Bisa duduk berdiri, ada aja space-nya 🙂

Selain Delft, banyak juga cara lain yang biasanya dilakukan mahasiswa atau penduduk sini untuk merayakan Ied-nya

  1. Al Hikmah Den Haag : Seperti yang saya ceritakan di atas, karena ini merupakan masjid indonesia yang dedicated, banyak sekali orang-orang dari luar Den Haag yang datang jauh-jauh dari seluruh penjuru Belanda kesana. Serunya bisa ketemu banyak orang darimana-mana, kurangnya tempatnya selalu terlampau ramai. Setelah sholat biasanya dapet gorengan dan teh hangat kalau kamu beruntung hehe harus cepet-cepet antre. Ceramahnya disini kadang bahasa belanda kadang bahasa indonesia, kadang campur. Disini zakat fitrah sudah terbuka dari jauh-jauh hari dan uangnya akan dikirim ke Indonesia.
  2. Utrecht: Kalau di Utrecht diorganisir oleh SGB (Stichting Generasi Baru). Tahun ini sholat dilaksanakan di tempat yang dulunya adalah ‘toko’, sekarang diubah masjid Indonesia. Praktis menjadikan ruangan ini sebagai pusat ibadah dan kegiatan rutin harian SGB yang berlokasi di De Bazelstraat 31, Utrecht. Komunitas disini juga lumayan erat dan rasa kekeluargaannya masih sangat ada. Bahasa pengantarnya masih kental pakai bahasa Indonesia.
  3. Wisma Duta (Wassenar) : Ini adalah rumah dinas dari Duta Besar Indonesia di Belanda yang selalu open house di hari Lebaran. Tidak ada aktivitas ibadah di sini, yang ada hanyalah perayaan  sebagai tempat yang dituju orang-orang setelah sholat ied. Makanan yang disajikan dari tahun ke tahun sedikit berbeda dan semakin banyak seiring denga makin bertambahnya tamu yang datang. Selain berbagai macam jenis opor, opor Sumatera, Jawa dll, juga ada sate, nasi kebuli kambing dsb. Cocok sebagai ajang kumpul-kumpul dengan relasi dari seluruh Belanda dan makan gratis untuk student yang jauh dari keluarga.
  4. Masjid Maroko atau Turki terdekat: Untuk yang tidak bisa dapat cuti/libur, bisa ke masjid maroko atau turki yang lebih banyak jumlahnya dan mudah ditemukan. Kurangnya adalah jadi nggak berasa di rumah karena bahasa yang digunakan beda, dan semuanya terkomunikasikan dalam bahasa Belanda. Lebihnya adalah membuka wawasan dan belajar kultur baru dari Mahzab lain 🙂

Tips tips sholat Eid di Belanda

  1. Cek jadwal dan tempat yang jelas di kota yang dituju, karena setiap kota beda-beda
  2. Jangan mepet datangnya, karena nggak pernah tau yang terjadi di jalan, dan biasanya tempatnya agak jauh darimana-mana
  3. Bawa tas untuk simpan sepatu untuk kalian yang takut sepatunya nyelip, takut susah carinya. Biasanya disediakan plastik, tapi sayang sekali kan hanya sekali pakai kemudian dibuang
  4. Wudhu dari rumah, untuk mengehemat waktu, menghindari keramaian dan in case di tempat kaya sport hall gini, susah untuk wudhu di toilet jadi basah kemana-mana
  5. Bawa kotak makan dari rumah, in case ada makanan yang bisa dibawa pulang

Semoga ibadah kita semua diterima oleh Allah SWT dan semoga kita semua bisa dipertemukan dengan Ramadhan-ramadhan berikutnya. Aamiin SWT..

Meanwhile in Indonesia

Miss them so much. Insha Allah sama Mama Bapak akan bertemu minggu depan

You Might Also Like

No Comments

Leave a Reply