Hidup Minimalis Zero Waste Journey

Minimalis Zero Waste dan relasi dengan kelola uang

9th July 2019 - 6 min read

Jadi memang dulu aku awalnya hanya nggak pengen ribet dan ngerasa beban karena punya barang banyak, dimana akhirnya mempertemukan aku dengan konsep hidup minimalis/esensialis. Untuk Zero Waste, malah datang tanpa sama sekali berpikir relevansinya dengan gaya hidup yang aku sudah jalankan. Namun lama kelamaan saat melakukan keduanya, aku mengambil kesimpulan bahwa konsep-konsep itu saling berkaitan. Intinya adalah hidup secara berkesadaran. Hanya attract yang menurut kita menambah nilai (value) ke dalam hidup kita. Seperti halnya dalam Zero Waste, berkesadaran dalam mengkonsumsi dengan menimbang terlebih dahulu darimana dan akan kemana perginya sebuah barang tersebut, in which to me, that adds value in my life.

Kalau dihubungkan dengan konsep gaya hidup Zero Waste ada yang dinamakan 5R(+1S).
1. Refuse (menolak)
2. Reuse (menggunakan kembali)
3. Reduce (mengurangi)
4. Recycle (daur ulang)
5. Rot (kompos)
6. Sort (memilah)

Yang ketiga terakhir adalah post consumption, yang ketiga pertama adalah thinking process sebelum kita benar-benar mengkonsumsi. Dalam relasinya dengan kelola uang, kita akan membahas 3R yang pertama tersebut.

Kita hidup di dunia yang nyaman dan selalu sibuk. Tanpa kita sadari, ini sering menyebabkan kita meraih barang-barang terdekat, paling cepat, dan termudah dalam kehidupan kita sehari-hari. Tidak berpikir panjang kembali dan melakukan apa yang ‘normal’nya dilakukan hanya karena orang lain melakukan hal itu.

Sedangkan sebetulnya, ketika kita menjadi konsumen yang lebih berhati-hati, selain membuat hidup menjadi lebih bahagia, juga mengurangi jejak karbon jika dilihat dari sisi lingkungan/ zero waste. Sebagai bonusnya, barang yang dapat digunakan kembali biasanya menghemat uang dalam jangka panjang. Ini bisa menjadi salah satu WHY yang kuat dari melakukan apa yang kalian mau lakukan.

Pada dasarnya adalah…

ONLY BUY AND CONSUME WHAT YOU NEED (and is not packaged with plastic)

Ini beberapa relasi dari hidup berkesadaran dan bijak kelola uang

BERHENTI BELI YANG TIDAK KITA BUTUHKAN

Tapi memang it’s easier said than done, just like other things. Pertanyaan berikutnya adalah gimana caranya membedakan antara kebutuhan dan keinginan? Kebutuhan adalah air untuk minum, makanan untuk dimakan, pakaian untuk digunakan, dan tempat tinggal untuk tinggal. Di sisi lain, keinginan adalah everything else. Keinginan ada di sana untuk membuat hidup lebih enjoyable, (but not necessarily happier).

Life is meant to be lived though. Kita bisa membantu sesama. Kita bisa mencintai diri sendiri by treating ourselves well, tapi treating ini maknanya sangat luassss… Bisa setiap hari setiap detik makan di restoran fancy, beli baju branded, atau simply treating ourselves by buying a nice beautiful long lasting piece of jewelry for once in 10 years. Do it when you can afford to. 

However, for sure, when we have a goal, you’ll think twice about consuming. Whether it’s financial goal or any goal in the lifestyle. So decide what comforts you!

TERHINDAR DARI DISKON
Dengan mindset di atas, jadi terhindar dari tempat perbelanjaan dan diskon karena kita tahu pasti apa yang kita miliki dan yang kita butuhkan. Sering kali, saat ke toko atau happen to be in a mall, aku liat-liatin barang yang dijual disitu. Tapi diputerin aja, dilihatin sambil mikir dan nimbang-nimbang, beli nggak ya, beli nggak ya. Most of the times, aku nggak jadi beli. Kecuali memang sesuatu yang sudah aku incar dari dulu dan memang esensial dalam kebutuhan sehari-hari. Buat aku sekarang, better regret not buying then regret buying, karena aku akan bingung mau diapakan barang itu nantinya. Tips: Buat sebuah section di handphone kamu (di notes misalnya) kalau emang ngerasa pengen banget, list barang-barang itu. Lalu lihat lagi seminggu kemudian, how does it make you feel? kalian berefleksi dari situ apa itu keinginan semu atau memang keinginan yang akan menambah value di kehidupan kalian. Be honest to yourself. Often, you probably even forget to check the list or when you happen to check the list, it reminds you that you actually don’t really need it because you don’t think about it. In this case, delete them. Jangan beli sesuatu karena sedang ngetren atau karena semua orang menggunakannya. You’ll also know saat kamu menunggu dan tidak membelinya secara langsung.

QUALITY OVER QUANTITY
Jadi membeli barang berkualitas yang akan bertahan lebih lama daripada barang-barang murah dengan jumlah yang banyak. Biasanya, beberapa kali pemakaian sudah menjadi usang atau rusak. Jika dikalkulasi jangka waktu panjang akan
menghemat. Di awal kadang memang tertohok dengan harganya, tapi kalau mikir dalam jangka panjang, it is worth it apalagi untuk kita dewasa yang size-nya udah nggak terlalu berubah-ubah. hehe aamiin.

 

Jadi, kira-kira seperti itu manfaatnya. Hidup berkesadaran banyak banget manfaatnya, tapi somehow yang paling diminati adalah topik tentang finansial. Dan aku ngerasain sendiri sih, karena kayanya kalau aku nggak menganut gaya hidup ini, aku nggak akan bisa nabung semudah aku nabung sekarang (well, kemarin pas aku kerja) 🙂

Semoga bermanfaat.

 

to be continued…

You Might Also Like

1 Comment

  • nana_lau35@rocketmail.com'
    Reply Nana 26th February 2020 at 3:55 am

    Hai, Mba Maurill. Saya followers baru nih.
    Terima kasih banyak udah upload video dan tulisannya, saya ke-trigger banget buat ikutan zero waste jadinya.
    Apalagi setelah menyadari, banyak kebiasaan saya yang ternyata turut “membunuh” lingkungan saya sendiri.
    Menginspirasi terus ya, Mba Maurill. 🙂

  • Leave a Reply