Love life Wedding Series

Wedding Series part 5 – Tips kolaborasi dan berhemat

28th March 2016 - 8 min read

Jadi, Damar sama saya paham bener gimana mahalnya pernikahan di Indonesia. Bahkan katanya nabung seumur hidup smpe tua baru bisa ngebayarin pernikahan di Indonesia, makanya tanggung jawab membayar biasanya otomatis tertuju pada orang tua. Kenapa mahal, karena pengeluaran unnecessary seperti sewa gedung besar untuk muat lebih dari 1000 tamu, undangan yang diatas 500 yang berarti hitungan makanan harus dikali dua. Undangan bisa banyak karena mayoritas yang diundang adalah kolega, teman, dan relasi orang tua. Jadi memang kebutuhan dan siapa yang mengeluarkan memang berkolerasi.

Walaupun begitu, Damar dan saya tetap ingin berkontribusi in as many ways possible, paling nggak di hal-hal yang kita punya preferensi spesifik dan hal-hal yang mungkin dikerjakan dari jarak jauh. Hal-hal itu adalah sebagai berikut:

  1. Seserahan – alesannya lebih kepada kita punya selera masing-masing yang kurang bisa kami percayakan ke orang lain hahaa karena kan tujuannya untuk dipakai sehari-sehari atau di masa depan
  2. Wedding ring – Ini juga termasuk seserahan si yaaa, cuma saya mau taro di poin sendiri karena ingin berbagi tips. Jadi saya pengennya cincin yang simple tapi dibuat pake hati dan sesuai sama engagement ring-ku, karena pengennya dipake stacking. Saya dari awal cenderung cari di etsy.com, karena saya suka banget sama webnya yang isinya kebanyakan produk-produk homemade dari artisan yang ingin berjualan tanpa platform fisik dan bisa diakses worldwide. Di etsy ini enaknya pilihannya sangaaaaaaaaat beragam, harganya cenderung lebih murah dari retail karena mereka nggak harus bayar biaya toko, administrasi dll, cuma yang harus diingat adalah, kalau barangnya datang dari luar EU (biasanya sih US), bakal ada tax yang harus dibayar karena harga yang mereka tawarkan adalah harga diluar tax dan hitungannya untuk masuk ke negara belanda adalah import. Salah satu tips etsy ini, cari foto yang ada contoh foto yang digunakan, itu memberi indikasi bahwa barangnya memang sedang/sudah pernah ada dan biasanya ini berarti produksi rumahan. Sedangkan yang cuma foto barang, biasanya mass production karena barangnya harus order dulu dari luar. well, ini hanya menurut pengamatanku lho. Yang jelas, so far saya nggak pernah kecewa sama etsy. Damar pun memilih engagement ring saya dari salah satu vintage ring store dari kolektor yang ada di etsy 🙂
  3. Fotografer dan videografer – Kita nggak pengen banget hasil dari foto kita terlalu cheesy atau tacky hahah jadilah kita memilih fotografer sendiri yang pastinya masih cukup di budget kami. Kami berdua memberi budget 8 juta untuk fotografer dan 5-6 juta untuk videografer. Masih affordable untuk kantong kami! 🙂 Kita ngga pake orang yang kita personally kenal, malah kalau bisa menghindari supaya tetap professional dan bisa kita minta-minta request tanpa merasa bersalah karena kita bayar dengan harga normal hahah plan kita begitu sampai indonesia, meeting dengan mereka adalah salah satu hal pertama yang harus dikerjakan.
  4. Pre-wedding – Untuk saya pribadi, saya ga terlalu melihat esensi pre-wedding yang terlalu dolled-up dan nggak menunjukan kepribadian kita. Saya rada oppose pre-wedding yang terlalu diatur dan disetting hehe. Selain itu kalo bukan pre-weddingnya bukan professional kan menghemat biaya juga (*alasan utama* lol). Saya tanya beberapa temen saya tentang biaya pre-wedding, fantastis lho harganya dari 10-25 juta. Menurut saya sayang banget dan lagipula saya pengen banyak personal touch here and there di wedding kami, jadi kenapa nggak ngerjain sendiri aja dengan konsep yang memang dekat dengan kehidupan kami. Kami foto di Iceland seringnya pake tripod, kalau pake tripod rasanya bebas berekspresi dan ga malu (karena kami kan bukan model, ya haha), cuma kurangnya kalo pake tripod, setting kameranya kelamaan, tangan udah kaku dan gigi udah kering, lalu Damar harus bolak balik buat ngeset timer atau mencet klik. hahah tapi itu semua kami nikmatin sih, karena di semua proses pasti ada kurang lebihnya. Kalau minta tolong difotoin orang terdekat dengan tetap instruksi dari kita, lebih bagus lagi kalau teman kita itu punya skill foto. Ini dia hasil foto-foto kami yang ceritanya berkonsep through all the seasons (semua pake tripod)…. urat malunya uda putus walau ditolehin orang-orang bule yang bergumam dalam hati ‘ciyan amat yah pasangan ini’ hahah
  1. IMG_3174IMG_5567IMG_4160

    Spring dan Summernya menyusul… 🙂 Juga sneakpeak foto di studio… tacky part hhahah

    5f19110a-c906-430f-bfb3-406dbc9a88b2787fe01c-813b-48b8-8d80-234e49195a7f

    dc102ddf-7610-433e-ad01-07e8eaee1045

    Not bad lah ya! hahaha

  2. Dress dan suits untuk Damar – Untuk suits Damar, kami sepakat untuk membeli jadi di sini. Warna yang dipilih pun secara mufakat kami pilih sesuatu yang everlasting dan bisa dipakai kembali untuk acara-acara di masa mendatang. Jadi jauh dari embelishment atau sesuatu yang mencolok. Ini sekalian untuk investasi karena Damar belum ada suits yang fitnya benar-benar dia banget. Nggak sulit dapet suits yang pas, alhamdulillah. Tinggal motong clana sama sedikit tangannya nanti di Indonesia. Jadi jatuhnya, HEMAT haha karena bisa dipakai lagi dimasa depan. Kalau untuk dress, saya kasih budget ke diri sendiri, ngga mau terlalu mahal, simpel tapi cantik. Saya percayakan pembelian dan pemilihankain ke mama, dan jahitkan ke penjahit yang saya belum kenal (atas rekomendasi  temenku). Mudah-mudahan hasilnya bagus yaaaaaaa
  3. Band –  Saya pengen banget band jazz yang mengiringi entrance kami berdua. Ini saya dapet rekomendasi dari mbak Shinta yang bantuin untuk organize wedding-nya. Dari segi harga mereka cenderung reasonable dan sudah termasuk dengan sound system sedangkan band-band lain banyak yang menjual sound systemnya, yang akhirnya harganya jadi lumayan mahal
  4. DIY – Some stuff I made myself, contohnya gift for my bridesmaid dan buttonaires untuk Damar. Sebenarnya bukan karena hemat tapi lebih karena pengen ada sentuhan personal disetiap hal di  wedding saya, dan hemat adalah nilai ekstra yang bikin makin semangat ngerjainnya haha
  5. Uang – Orang tua pasti dengan senang hati mengeluarkan simpanannya untuk pernikahan sekali seumur hidup anaknya, tapi kami sebagai anak juga ingin ikut berkontribusi. Saya dan Damar memutuskan untuk mengirim sejumlah uang. Besarnya itu relatif, sesuai kemampuan aja. Paling tidak dengan kondisi kamu yang jauh, itu juga sebagai cara untuk menunjukkan perhatian kami.

Begitulah kira-kira kurang lebihnya.. Kami berdua juga sangat ingin terlibat di prosesnya, walaupun hasil akhir dari yang lain-lain yang ngga kita kerjakan sendiri akan menjadi kejutan, tapi kami percaya apapun hasilnya nggak akan mengurangi kebahagiaan kita di hari itu 🙂 🙂 🙂

Love

You Might Also Like

2 Comments

  • liliesachmadi@gmail.com'
    Reply Lilies Achmadi 25th July 2019 at 4:42 am

    Awesome banget, mbak…..thank you so much for sharing your experience in detail. It is very helpful. I am your Mom’s friend @ DWP ITS. Wish you all the best mbak cantiiiik dan pintar.

  • Reply Maurilla Imron 29th July 2019 at 8:54 am

    Terima kasihh!! senang jika bermanfaat.. wah small world!! salam kenal tante 🙂

  • Leave a Reply